๐Ÿซ Tafsir Ibnu Katsir 3 132

Anillustration of a 3.5" floppy disk. Software. An illustration of two photographs. Images. An illustration of a heart shape Donate An illustration of text ellipses. Tafsir Ibnu Katsir Juz 3 {Al-Baqarah 253 s.d. Ali Imran 91} Item Preview remove-circle Share or Embed This Item. Share to Twitter. Share to Facebook. Share to Reddit. UnknownJuz 4, Surat Ali Imran, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir Surat Ali Imran Ayat 130-136. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kalian kepada Allah supaya kalian mendapat keberuntungan. Dan peliharalah diri kalian dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang yang kafir. Fokuspenelitian yang akan dikaji adalah: 1. Bagaimana biografi Ibnu Katsir. 2. Bagaimana konsep pendidikan Tauhid dalam Islam menurut al Qurโ€Ÿan Surat al Baqarah ayat 132-133. 3. Bagaimana konsep pendidikan tauhid dalam keluarga menurut Ibnu Katsir. 4. Relevansi konsep pendidikan tauhid dalam keluarga menurut Tafsir Ibnu Katsir di TAFSIRIbnu Katsir adalah Tafsir Al-Qur'an yang disusun oleh Ibnu Katsir. Bernama lengkap Ismail bin Katsir ( ุฅุณู…ุงุนูŠู„ ุจู† ูƒุซูŠุฑ) atau dengan gelar lengkapnya Ismail bin 'Amr Al-Quraisyi bin Katsir Al-Bashri Ad-Dimasyqi, Imaduddin Abu Al-Fida Al-Hafizh Al-Muhaddits Asy-Syafi'i, Ibnu Katsir adalah seorang ulama yang lahir tahun 1301 M KaryaIbnu Katsir Selain Tafsir al-Qur'an al-'Azhim, beliau juga menulis kitab-kitab lain yang sangat berkualitas dan menjadi rujukan bagi generasi sesudahnya, di antaranya adalah al-Bidayah Wa an-Nihayah yang berisi kisah para nabi dan umat-umat terdahulu, Jami' Al Masanid yang berisi kumpulan hadits, Ikhtishar 'Ulum al-Hadits tentang MukhtasharTafsir Ibnu Katsir ini merupakan ringkasan yang paling shahih dari Tafsir Ibnu Katsir salah satu kitab tafsir bil ma'sur yang sudah ma'ruf di kalangan umat islam dan sekaligus menjadi rujukan dalam tafsir Al-Qur'an. Sebagai seorang muhaddits, penulis tidak hanya sekedar meringkas saja, tetapi cukup selektif dalam memberikan BeliBUKU DERAJAT HADITS HADITS DALAM TAFSIR IBNU KATSIR PENERBIT PUSTAKA AZZAM. Harga Murah di Lapak Maghfirah Store. Pengiriman cepat Pembayaran 100% aman. Belanja Sekarang Juga Hanya di Bukalapak. TafsirIbnu Katsir jilid 3 v.3 juz 6-9 Al-Maa-idah Al An'aam Al-A'raaf v.3. Tersimpan di: Main Author: IBNU KATSIR (-) Other Authors: Tafsir al Qur'an al `Adhim al musamma tafsir Ibnu Katsir jilid 3 : Ibnu Katsir oleh: Katsir, Ibnu Terbitan: (2011) Tafsir al TerjemahSingkat Tafsir Ibnu Katsir 8 oleh: Bahreisy, Salim Terbitan: (2011) Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir 2 oleh: Bahreisy, Salim Terbitan: (2002) Opsi Pencarian. Sejarah Pencarian; Pencarian Lanjut; Temukan Lebih Banyak. Penelusuran Katalog; Penelusuran Alfabetis; Butuh Bantuan? . Tafsir Al-Qurโ€™an Surah Ali Imraan Keluarga Imraan Surah Madaniyyah; surah ke 3 200 ayat โ€œHai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. QS. 3130. Dan peliharalah dirimu dari api Neraka, yang disediakan untuk orang-orang kafir. QS. 3131. Dan taatilah Allah dan Rasul, supaya kamu diberi rahmat. QS. 3132. Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabb-mu dan kepada Surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, Yaitu orang-orang yang menafkahkan hartanya, baik di waktu lapang maupun sempit dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. QS. 3134. Dan juga orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari Allah. Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. QS. 3135. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Rabb mereka dan Surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal.โ€ QS. 3136 Melalui firman-Nya di atas, Allah melarang hamba-hamba-Nya yang beriman melakukan riba dan memakannya dengan berlipat ganda. Sebagaimana pada masa Jahiliyyah dulu mereka mengatakan โ€œJika hutang sudah jatuh tempo ,maka ada dua kemungkinan; dibayar atau dibungakan. Jika dibayar, maka selesai sudah urusan. Dan jika tidak dibayar, maka ditetapkan tambahan untuk jangka waktu tertentu dan kemudian ditambahkan pada pinjaman pokok.โ€ Demikian seterusnya pada setiap tahunnya. Mungkin jumlah sedikit bisa berlipat ganda menjadi banyak. Dan Allah memerintahkan hamba hamba Nya untuk bertakwa agarmereka beruntung di dunia dan di akhirat. Selanjutnya Allah mengancam dan memperingatkan dari api Neraka wattaqun naaral lataii u-iddat lil kaafiriin. Wa athiiโ€™ullaaHa war rasuulaHuu laโ€™allakum turhamuun โ€œDan peliharalah dirimu dari api Neraka, yang disediakan untuk orang-orang yang kafir. Dan taatilah Allah dan Rasul, supaya kamu diberi rahmat.โ€ Kemudian Allah menganjurkan agar mereka segera berbuat baik dan mendekatkan diri kepada-Nya. Allah berfirman wa saariโ€™uu ilaa maghfiraatim mir rabbikum wa jannatin ardluHas samaawaatu wal ardlu u-iddat lilmuttaqiin โ€œDan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabb-mu dan kepada Surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.โ€ Maksudnya, sebagaimana telah disediakan Neraka bagi orang-orang kafir. Ada yang mengatakan bahwa firman Allah jannatin ardluHas samaawaatu wal ardlu โ€œSurga yang luasnya seluas langit dan bumi.โ€ dimaksudkan sebagai kabar akan keluasan Surga tersebut. Sebagaimana firman-Nya yang mensifati perlengkapan Surga, โ€œYang sebelah dalamnya terbuat dari sutera.โ€ QS. Ar-Rahmaan 54 Lalu bagaimana dugaan anda mengenai bagian luarnya? Ada juga yang mengatakan bahwa lebarnya lama dengan panjangnya, karena ia berbentuk kubah yang berada di bawah `Arsy. Dan sesuatu yang berbentuk seperti kubah dan bundar itu mempunyai lebar yang sama dengan panjangnya. Hal seperti itu telah ditegaskan dalam hadits shahih โ€œJika kalian memohon Surga kepada Allah, maka mintalah Surga Firdaus, karena ia adalah Surga yang paling tinggi dan paling tengah. Darinya mengalir sungai-sungai Surga, sedang atapnya adalah Arsy ar-Rahmaan.โ€ Ayat ini seperti firman-Nya pada surat al-Hadiid saabiquu ilaa maghfiratim mirrabbikum wa jannatin ardluHaa ka-ardlis samaa-i wal ardli โ€œBerlomba-lombalah kamu untuk [mendapatkan] ampunan dari Rabb-mu dan Surga yang luasnya seluas langit dan bumi.โ€ QS. Al-Hadiid 21. Dalam Musnad Imam Ahmad telah diriwayatkan bahwa Heraclius pernah mengirimkan surat kepada Nabi, yang isinya โ€œEngkau telah mengajakku ke Surga yang luasnya seluas langit dan bumi, lalu di mana letak Neraka?โ€ Maka Nabi saw. pun menjawab โ€œMahasuci Allah, lalu di mana malam jika siang telah tiba?โ€ Maksudnya ialah, bahwa waktu siang itu jika telah me-nutupi permukaan bumi dari satu sisinya, maka malam berada di sisi yang lain. Demikian juga dengan Surga, yang berada di tempat yang paling tinggi, di atas langit dan di bawah Arsy, dan luasnya seperti yang difirmankan-Nya,โ€Seluas langit dan bumi.โ€ Sedangkan Neraka berada ditempat yang paling bawah. Dengan demikian, tidak ada pertentangan antara keluasan Surga yang luasnya seluas langit dan bumi dengan keberadaan Neraka. Wallahu aโ€™lam. Selanjutnya Allah menyebutkan sifat para penghuni Surga. Firman alladziin ayunfiquuna fis sarraa-i wadl-dlarraa-i โ€œYaitu orang-orang yang menafkahkan [harta-nya], baik pada waktu lapang maupun sempit.โ€ Yakni, pada waktu susah dan senang, dalam keadaan suka maupun terpaksa, sehat maupun sakit dan dalam seluruh keadaan, sebagaimana firman-Nya, alladziina yunfiquuna amwaalaHum bil laili wan naHaari sirraw wa alaa niyyatan โ€œOrang-orang yang menginfakkan harta-nya pada malam dan siang hari, secara rahasia maupun terang-terangan.โ€ 274 Artinya, mereka tidak disibukkan oleh sesuatu pun untuk berbuat taat kepada Allah, berinfak di jalan-Nya dan juga berbuat baik dengan segala macam kebajikan, baik kepada kerabat maupun kepada yang lainnya. Dan firman-Nya, wal kaadhimiinal ghaidha wal aafiina anin naasi โ€œDan orang-orang yang menahan amarahnya serta memaafkan [kesalahan] orang.โ€ Artinya, jika mereka marah, maka mereka menahannya, yakni menutupinya dan tidak melampiaskannya. Selain itu mereka pun memberikan maaf kepada orang-orang yang berbuat jahat kepadanya. Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah, Nabi saw. bersabda โ€œOrang yang kuat itu bukan terletak pada kemampuan berkelahi, tetapi orang yang kuat itu adalah yang dapat mengendalikan diri ketika sedang marah.โ€ Hadits ini juga diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim dari Malik bin Anas. Imam Ahmad juga meriwayatkan dari Abdullah bin Masโ€™ud berkata, Rasulullah saw. bersabda โ€œSiapakah di antara kalian yang harta pewarisnya lebih ia cintai daripada hartanya sendiri?โ€ Para Sahabat menjawab โ€œYa Rasulullah, tidak seorang pun dari kami melainkan hartanya lebih ia cintai daripada harta pewarisnya.โ€ Kemudian beliau bersabda โ€œKetahuilah, bahwasanya tidak ada seorang pun dari kalian melainkan harta pewarisnya lebih ia cintai daripada hartanya sendiri. Engkau tidak mendapatkan apa-apa dari hartamu itu melainkan apa yang telah engkau berikan dan pewarismu tidak mendapatkan apa-apa kecuali harta yang engkau tinggalkan.โ€ Dan Rasulullah saw. juga bersabda โ€œSiapakah orang yang paling kuat di antara kalian?โ€ Mereka menjawab โ€œYaitu orang yang tidak seorang pun berani menantangnya berkelahi.โ€ Beliau pun ber-sabda โ€œBukan, tetapi orang kuat adalah yang dapat mengendalikan dirinya ketika sedang marah.โ€ Ibnu Masโ€™ud juga meriwayatkan, Rasulullah bersabda โ€œTahukah kalian, siapakah ar-raquub orang yang mandul itu?โ€ Mereka men-jawab โ€œYaitu orang yang tidak mempunyai anak.โ€ Beliau pun bersabda โ€œBukan, tetapi ar-raquub adalah orang yang tidak mendapatkan manfaat hasil apa pun dari anaknya.โ€ Al-Bukhari meriwayatkan bagian pertama dari hadits tersebut. Dan awal hadits ini diriwayatkan oleh Muslim dari al-Aโ€™masy. Imam Ahmad juga meriwayatkan dari Abu Hishbah atau Ibnu AbiHushain, dari seseorang yang menyaksikan Nabi ketika beliau sedang ber-khutbah, beliau bersabda โ€œTahukah kalian siapakah shaโ€™luk orang yang miskin itu?โ€ Para Sahabat men-jawab โ€œYaitu orang yang tidak mempunyai harta kekayaan.โ€ Maka beliau pun bersabda โ€œOrang yang miskin adalah orang yang mempunyai harta lalu meninggal dunia, sedangkan ia tidak pernah memberikan sesuatu pun dari harta-nya tersebut.โ€ Imam Ahmad meriwayatkan pula dari salah seorang Sahabat Nabi saw. ia berkata, ada seseorang berkata โ€œYa Rasulullah, berikanlah wasiat kepadaku.โ€ Maka beliau bersabda โ€œJangan marah.โ€ Orang itu berkata, โ€œLalu kurenungkan perkataan beliau itu, ternyata benarlah, bahwa marah itu menghimpun seluruh macam keburukan.โ€ Hadits ini hanya diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Imam Bukhari. Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Dzarr, ia berkata, ketika ia sedang mengairi air ke suatu kolamnya, lalu datang suatu kaum dan berkata โ€œSiapa di antara kalian yang berani mendekati Abu Dzarr dan menghitung beberapa rambut kepalanya?โ€ Lalu ada seseorang yang menjawab โ€œAku.โ€ Maka orang itu pun mendatangi kolam itu dan memukulnya. Pada saat itu Abu Dzarr sedang berdiri, lalu duduk dan kemudian berbaring. Maka ditanyakan kepada-nya โ€œWahai Abu Dzarr, mengapa engkau duduk, kemudian berbaring?โ€ Maka ia menjawab โ€œSesungguhnya Rasulullah pernah menyampaikan kepada kami, โ€œJika salah seorang di antara kalian marah sedang pada saat itu ia dalam keadaan berdiri, maka hendaklah ia duduk. Namun jika tidak hilang juga marahnya maka hendaklah ia berbaring.โ€ Hadits ini diriwayatkan juga oleh Abu Dawud dari Ahmad bin Hanbal. Imam Ahmad meriwayatkan, telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Khalid, telah menceritakan kepada kami Abu Wa-il ash-Shanโ€™ani, ia berkata, kami pernah duduk-duduk di tempat `Urwah bin Muhammad, tiba-tiba seseorang masuk menemuinya dan berkata dengan kata-kata yang membuatnya marah, ketika hendak marah ia berdiri dan kembali kepada kami dalam keadaan sudah berwudhu. Lalu ia berkata โ€œAyahku menceritakan kepadaku dari kakekku, `Athiyyah Ibnu Saโ€™ad as-Saโ€™di -salah seorang Sahabat Rasululah, ia berkata, Rasulullah pernah bersabda โ€œSesungguhnya marah itu dari syaitan dan sesungguhnya syaitan itu dicipta-kan dari api, dan api itu hanya dapat dipadamkan dengan air. Karenanya, jika salah seorang di antara kalian marah, maka hendaklah ia berwudhu.โ€ Demikian pula niwayat Abu Dawud. Imam Ahmad meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda โ€œBarangsiapa yang menangguhkan penagihan terhadap orang yang dalam kesulitan atau bahkan membebaskannya, maka Allah akan melindunginya dari golakan api Neraka Jahannam. Ketahuilah bahwa amalan menuju Surga itu berat dan penuh rintangan.โ€ -Beliau mengulangi ungkapan ini hingga โ€œDan ketahuilah bahwa amalan menuju Neraka itu ringan dan penuh kemudahan. Orang yang berbahagia adalah yang dipelihara dari fitnah-fitnah. Dan tiada suatu tegukan yang lebih dicintai Allah daripada tegukan amarah yang ditahan seorang hamba karena Allah. Tiada seorang hamba yang menahan amarah karena Allah melainkan Allah akan memenuhi hatinya dengan iman.โ€ Hadits di atas hanya diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan ia isadnya hasan, tidak ada seorang pun yang tercela serta matannya pun hasan. Imam Ahmad meriwayatkan dari Said bin Muโ€™adz bin Arias, dari ayahnya, bahwa Rasulullah pernah bersabda โ€œBarangsiapa menahan amarah padahal ia mampu untuk menumpahkannya, maka Allah akan memanggilnya di hadapan para pemimpin makhluk, lalu Allah memberinya kebebasan untuk memilih bidadari mana yang ia sukai.โ€ HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi dan Ibnu Majah. At-Tirmidzi berkata โ€œHaditsini hasan gharib.โ€ Firman-Nya, wal kaadhimiinal ghaidha โ€œDan orang-orang yang menahan amarahnya.โ€ Artinya mereka tidak melampiaskan kemarahannya kepada orang lain, tetapi sebaliknya, mereka menahannya dengan mengharap pahala di sisi Allah. Kemudian firman-Nya, wal aafiina anin naasi โ€œSerta memaafkan [kesalahan] orang.โ€ Artinya, di samping menahan amarah, mereka memberi maaf kepada orang-orang yang telah menzhalimi mereka, sehingga tidak ada sedikit pun niat dalam diri mereka untuk balas dendam kepada seseorang. Keadaan itu adalah keadaan yang paling sempurna. Oleh karena itu Allah berfirman, wallaaHu yuhibbul muhsiniin โ€œAllah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.โ€ Ini merupakan salah satu maqam tingkatan ihsan. Dalam kitab al-Mustadrak, al-Hakim meriwayatkan dari `Ubadah bin ash-Shamit dari Ubay bin Kaโ€™ab, bahwa Rasulullah bersabda โ€œBarangsiapa yang ingin dimuliakan tempat tinggalnya dan ditinggikan derajatnya, maka hendaklah ia memberi maaf kepada orang yang telah menzhalimi-nya, memberi orang yang tidak mau memberi kepadanya dan menyambung tali silaturahmi kepada orang yang memutuskannya.โ€ Al-Hakim berkata, hadits ini shahih sesuai dengan syarat al-Bukhari dan Muslim, tetapi keduanya tidak mengeluarkannya. Hadits senada juga di-riwayatkan oleh Ibnu Mardawaih. Dan firman-Nya, wal ladziina idzaa faโ€™aluu faahisyatan au dhalamuu anfusaHum dzakarullaaHa fastaghfaruu lidzunuubiHim โ€œDan juga orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu mereka memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka.โ€ Maksudnya, jika berbuat dosa, maka segera bertaubat dan memohon ampunan. Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah. bahwa Nabi saw. bersabda โ€œSesungguhnya ada seseorang berbuat dosa lalu ia berkata `Ya Rabb-ku, aku telah melakukan perbuatan dosa, maka ampunilah dosaku itu.โ€™ Maka Allah swt. berfirman `Hamba-Ku telah berbuat dosa, dan ia mengetahui bahwa ia mempunyai Rabb yang dapat mengampuni dosa dan memberikan hukuman karenanya. Sungguh Aku telah berikan ampunan kepada hamba-Ku itu.โ€™ Kemudian orang itu berbuat dosa lagi, maka ia berkata `Ya Rabb-ku, aku telah melakukan suatu dosa, maka ampunilah dosaku itu.โ€™ Maka Allah swt. berfirman `Hamba-Ku mengetahui bahwa ia mempunyai Rabb yang dapat mengampuni dosa dan memberikan hukuman karenanya. Sungguh Aku telah berikan ampunan kepada hamba-Ku itu.โ€™ Setelah itu ia berbuat dosa lagi, lalu ia berkata `Ya Rabb-ku, aku telah melakukan suatu dosa, maka ampunilah dosaku itu.โ€™ Maka Allah swt. berfirman `Hamba-Ku mengetahui bahwa ia mempunyai Rabb yang dapat mengampuni dosa dan memberi hukuman karenanya. Sungguh Aku telah berikan ampunan kepada hamba-Ku ituโ€™. Kemudian orang itu ber-buat dosa lagi, maka ia berkata `Ya Rabbku, aku telah melakukan suatu dosa, maka ampunilah dosaku itu.โ€™ Maka Allah berfirman `Hambaku mengetahui bahwa ia mempunyai Rabb yang dapat mengampuni dosa dan memberikan hukuman karenanya. Aku persaksikan kepada kalian bahwa Aku telah mengampuni hamba-Ku, maka ia pun boleh berbuat sesukanya menurut ketentuan syariat.โ€™โ€ Diriwayatkan pula oleh al-Bukhari dan Muslim dalam kitab shahih mereka. Imam Ahmad meriwayatkan, telah menceritakan kepada kami Abun-Nadhr dan Abu `Amir, mereka berdua berkata, telah menceritakan kepada kami Zuhair, telah menceritakan kepada kami Saโ€™ad at-Tha-i, telah menceritakan kepada kami Abul Madlah maula Ummul Mukminin, ia pernah mendengar Abu Hurairah ra. berkata; Kami berkata โ€œYa Rasulullah, jika kami melihatmu, maka hati kami menjadi lembut, dan seolah-olah kami telah termasuk ke dalam kelompok orang-orang yang hidup untuk akhirat. Tetapi jika kami berpisah darimu, maka kami diragukan oleh dunia, kami pun menciumi isteri-isteri dan anak-anak kami.โ€ Maka beliau bersabda โ€œSeandainya kalian pada setiap saat seperti pada saat kalian berada di sisiku, niscaya para Malaikat akan menyalami kalian dengan telapak tangan mereka dan mengunjungi kalian di rumah-rumah kalian. Dan seandainya kalian tidak berbuat dosa, niscaya Allah akan mendatangkan suatu kaum yang berbuat dosa untuk diberikan ampunan.โ€ Kami tanyakan lagi โ€œYa Rasulullah, ceritakan kepada kami mengenai Surga, bagaimanakah bangunannya?โ€ Beliau menjawab โ€œBatu-batanya terbuat dari emas dan perak, cat pewarnanya terbuat dari minyak kesturi yang sangat harum, kerikil-kerikilnya berasal dari mutiara dan permata hijau, tanahnya berupa minyak zaโ€™faran. Barangsiapa memasukinya, akan merasakan kenikmatan dan tidak akan sengsara, kekal dan tidak akan pernah mati, pakaiannya tidak akan rusak, dan keremajaannya tidak punah. Ada tiga orang yang tidak akan ditolak doโ€™anya, yaitu doโ€™a pemimpin yang adil, doโ€™a orang berpuasa sehingga ia berbuka dan doโ€™a orang yang dizhalimi itu dibawa di atas awan dan dibukakan baginya pintu-pintu langit. Maka Allah akan berkata kepadanya `Demi kemuliaan-Ku, Aku akan benar-benar memberikan pertolongan kepadamu walaupun saat nanti. โ€œ Hadits di atas juga diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan Ibnu Majah. Ketika bertaubat, dianjurkan sekali untuk berwudhu dan shalat dua rakaat. Hal itu didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, dari `Ali ra. ia berkata โ€œJika aku mendengar sebuah hadits dari Rasulullah maka Allah memberi kami manfaat dari hadits itu menurut apa yang dikehendaki-Nya. Dan jika ada orang selain Nabi yang memberitahu kepadaku sebuah hadits, maka aku meminta orang itu bersumpah. Jika ia bersumpah kepadaku, maka aku pun membenarkannya. Abu Bakar pernah memberitahu kepadaku sebuah hadits, sedangkan Abu Bakar adalah orang yang jujur, ia pernah mendengar Rasulullah bersabda โ€œTidaklah seseorang berbuat suatu dosa, lalu ia berwudhu dengan membaguskan wudhunya -berkata Misโ€™ar; lalu ia shalat, dan berkata Sufyan; kemudian ia shalat dua rakaat- setelah itu memohon ampunan kepada Allah, melain-kan Allah akan mengampuninya.โ€ Demikian pula diriwayatkan oleh `Ali bin al-Madini, al-Humaidi, Abu Bakar bin Abi Syaibah, Ahlus Sunan, Ibnu Hibban di dalam Shahihnya, al-Bazzar dan ad-Daruquthni melalui beberapa sumber dari Utsman bin al-Mughirah. At-Tirmidzi berkata โ€œHadits tersebut hasan.โ€ Pada prinsipnya hadits tersebut hasan, berasal dari riwayat Amirul Mukminin Ali bin Abai Thalib, dari Khalifah Nabi, Abu Bakar ash-Shiddiq ra. Keshahihan hadits tersebut di atas diperkuat oleh hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dalam shahihnya dari Amirul Muโ€™minin Umar bin al-Khaththab, dari Nabi saw. beliau bersabda โ€œTidaklah salah seorang di antara kalian berwudhu, lalu ia menyempurnakan wudhunya itu, lalu ia berdoโ€™a `Aku bersaksi bahwa tidak ada Ilah yang berhak untuk diibadahi melainkan Allah saja, Yang Esa, yang tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya,โ€™ melainkan dibukakan baginya pintu-pintu Surga yang berjumlah delapan, ia dapat masuk dari pintu mana saja yang ia kehendaki.โ€ Dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim disebutkan sebuah hadits dari Amirul Mukminin, Utsman bin Affan ra, bahwa ia pernah mengajarkan wudhu Nabi kepada orang-orang lain dan berkata, aku pernah mendengar Nabi bersabda โ€œBarangsiapa berwudhu seperti wudhuku ini, lalu mengerjakan shalat dua rakaat dengan khusyuโ€™, maka akan diberikan ampunan atas dosa-dosanya yang telah lalu.โ€ Hadits ini sangat kuat dari riwayat Imam yang empat, Khulafaa-urRaasyidiin, dari Sayyidul awwaliin wal aakhiriin dan Rasuulu Rabbul `aalamiin, sesuai dengan apa yang ditunjukkan oleh al-Qurโ€™an, bahwa memohon ampunan atas suatu dosa adalah bermanfaat bagi orang yang telah berbuat maksiat. Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Saโ€™id, dari Nabi, ia bersabda โ€œIblis berkata `Ya Rabb-ku, demi kemuliaan-Mu, aku akan terus menggoda anak cucu Adam selama ruh mereka masih berada di tubuh mereka.โ€™ Allah pun menjawab `Demi kemuliaan dan keagungan-Ku, Aku tetap akan memberi ampunan kepada mereka selama mereka memohon ampunan kepada-Ku.โ€™โ€ Dan firman-Nya, wa may yaghfirudz-dzunuuba illallaaHa โ€œDan siapa lagi yang dapat me-ngampuni dosa selain dari Allah?โ€ Artinya, tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali hanya Allah. Sebagaimana Imam Ahmad meriwayatkan dari al-Aswad bin Sariโ€™ bahwasanya Nabi pernah datang dengan membawa seorang tawanan, lalu tawanan itu berdoโ€™a โ€œYa Allah, aku bertaubat hanya kepada-Mu saja dan tidak bertaubat kepada Muhammad.โ€ Maka Nabi bersabda โ€œIa mengetahui hak itu bagi pemiliknya.โ€ Firman-Nya, wa lam yushirruu alaa maa faโ€™aluu wa Hum yaโ€™lamuun โ€œDan mereka tidak me-neruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.โ€ Artinya, mereka bertaubat atas dosa-dosa yang pernah mereka lakukan, segera kembali kepada Allah dan tidak terus menerus berbuat maksiat. Jika mereka mengulanginya berbuat dosa, maka mereka segera bertaubat darinya. Wallahu aโ€™lam. Firman-Nya, wa Hum yaโ€™lamuun โ€œSedang mereka mengetahui.โ€ Mujahid dan Abdullah bin `Ubaid bin `Umair berkata โ€œMereka mengetahui bahwa siapa yang bertaubat kepada Allah, niscaya Allah akan menerima taubatnya.โ€ Ayat ini seperti firman-Nya alam yaโ€™lamuu annallaaHa Huwa yaqbalut taubata an ibaadiHi โ€œApakah merek tidak mengetahui bahwa Allah akan menerima taubat dari hamba-hamba-Nya.โ€ QS. At-Taubah 104. Dan juga firman-Nya yang artinya โ€œDan barangsiapa mengerjakan kejahatan atau menganiaya dirinya sendiri, kemudian ia memohon ampunan kepada Allah, niscaya ia mendapatkan Allah Mahapengampun lagi Mahapenyayang.โ€ QS. An-Nisaaโ€™ 110. Dan ayat-ayat lain yang senada denganayat di atas banyak sekali. Imam Ahmad meriwayatkan dari Abdullah bin Amr, dari Nabi saw., ketika sedang berada di atas mimbar, beliau bersabda โ€œBerikanlah kasih sayang, niscaya kalian akan dikasihi dan berikanlah ampunan, niscaya kalian akan diberikan ampunan. Celakalah bagi orang-orang yang mendengar perkataan, tetapi tidak mengamalkan dan celaka pula bagi orang-orang yang terus-menerus berbuat dosa yang mereka kerjakan, sedang mereka mengetahui larangan berbuat dosa itu.โ€ Hadits ini hanya diriwayatkan oleh Imam Ahmad. Setelah menyebutkan sifat-sifat mereka, Allah Taโ€™ ala berfirman, ulaa-ika jazaa-uHum maghfiratum mir rabbiHim โ€œMereka itu balasannya adalah ampunan dari Rabb mereka.โ€ Maksudnya, pahala bagi mereka atas sifat-sifat yang mereka miliki di atas adalah maghfiratum mir rabbiHim wa jannaatun tajrii min tahtiHal anHaaru โ€œAmpunan dari Rabb mereka dan Surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai,โ€ yakni, dari berbagai macam minuman. Khaalidiina fiiHaa โ€œMereka kekal di dalamnya.โ€ Artinya, mereka tinggal di sana selamanya; wa niโ€™ma ajrul aamiliin โ€œDan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal.โ€ Ini adalah pujian Allah tentang Surga. & Tag130, 131, 132, 133, 134, 135, 136, Al-qur'an, ali-'imraan, ali-'imran, ayat, ibnu katsir, surah, surat, tafsir Tafsir QS. Thaha, ayat 131-132 Ibnu Katsir 1 ูˆูŽู„ุง ุชูŽู…ูุฏู‘ูŽู†ู‘ูŽ ุนูŽูŠู’ู†ูŽูŠู’ูƒูŽ ุฅูู„ูŽู‰ ู…ูŽุง ู…ูŽุชู‘ูŽุนู’ู†ูŽุง ุจูู‡ู ุฃูŽุฒู’ูˆูŽุงุฌู‹ุง ู…ูู†ู’ู‡ูู…ู’ ุฒูŽู‡ู’ุฑูŽุฉูŽ ุงู„ู’ุญูŽูŠูŽุงุฉู ุงู„ุฏู‘ูู†ู’ูŠูŽุง ู„ูู†ูŽูู’ุชูู†ูŽู‡ูู…ู’ ูููŠู‡ู ูˆูŽุฑูุฒู’ู‚ู ุฑูŽุจู‘ููƒูŽ ุฎูŽูŠู’ุฑูŒ ูˆูŽุฃูŽุจู’ู‚ูŽู‰ 131 ูˆูŽุฃู’ู…ูุฑู’ ุฃูŽู‡ู’ู„ูŽูƒูŽ ุจูุงู„ุตู‘ูŽู„ุงุฉู ูˆูŽุงุตู’ุทูŽุจูุฑู’ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูŽุง ู„ูŽุง ู†ูŽุณู’ุฃูŽู„ููƒูŽ ุฑูุฒู’ู‚ู‹ุง ู†ูŽุญู’ู†ู ู†ูŽุฑู’ุฒูู‚ููƒูŽ ูˆูŽุงู„ู’ุนูŽุงู‚ูุจูŽุฉู ู„ูู„ุชู‘ูŽู‚ู’ูˆูŽู‰ 132Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya. Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal. Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat yang baik itu adalah bagi orang yang SWT. berfirman kepada Nabi-Nya, "Janganlah kamu melirikkan pandangan matamu kepada kemewahan yang ada di tangan orang-orang yang hidup senang dan mewah. Karena sesungguhnya hal itu tiada lain merupakan perhiasan yang fana dan nikmat yang pasti lenyapnya, kami mencobai mereka dengan melaluinya. Akan tetapi, amatlah sedikit orang yang banyak bersyukur di antara hamba-hamba-Ku." Mujahid mengatakan bahwa makna azwajan minhum ialah orang-orang kaya dan para hartawan, karena sesungguhnya kamu telah diberi apa yang lebih baik daripada apa yang diberikan kepada mereka. Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya ูˆูŽู„ูŽู‚ูŽุฏู’ ุขุชูŽูŠู’ู†ูŽุงูƒูŽ ุณูŽุจู’ุนู‹ุง ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ู…ูŽุซูŽุงู†ููŠ ูˆูŽุงู„ู’ู‚ูุฑู’ุขู†ูŽ ุงู„ู’ุนูŽุธููŠู…ูŽ * ู„ูŽุง ุชูŽู…ูุฏู‘ูŽู†ู‘ูŽ ุนูŽูŠู’ู†ูŽูŠู’ูƒูŽ ุฅูู„ูŽู‰ ู…ูŽุง ู…ูŽุชู‘ูŽุนู’ู†ูŽุง ุจูู‡ู ุฃูŽุฒู’ูˆูŽุงุฌู‹ุง ู…ูู†ู’ู‡ูู…ู’ Dan sesungguhnya Kami telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan Al-Qurโ€™an yang agung. Janganlah sekali-kali kamu menunjukkan pandanganmu. Al-Hijr 87-88, hingga akhir ayat. Jauh lebih baik pula apa yang telah disediakan oleh Allah SWT. buat RasulยฌNya di akhirat, tiada terbatas dan tiada terperikan. Seperti halnya apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya ูˆูŽู„ูŽุณูŽูˆู’ููŽ ูŠูุนู’ุทููŠูƒูŽ ุฑูŽุจู‘ููƒูŽ ููŽุชูŽุฑู’ุถูŽู‰ Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu hati kamu menjadi puas. Adh-Dhuha 5 Karena itulah dalam surat berikut ini disebutkan oleh firman-Nya ูˆูŽุฑูุฒู’ู‚ู ุฑูŽุจู‘ููƒูŽ ุฎูŽูŠู’ุฑูŒ ูˆูŽุฃูŽุจู’ู‚ูŽู‰ Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal. Thaha 131 Di dalam kitab sahih disebutkan bahwa ketika Umar ibnul Khattab masuk menemui Rasulullah SAW. di dalam suatu peristiwa yang saat itu Rasulullah SAW. sedang mengasingkan dirinya dari istri-istrinya, sebab beliau telah bersumpah tidak akan menggauli mereka dalam waktu tertentu sampai mereka sadar; Umar ibnul Khattab melihat Rasulullah SAW. sedang berbaring di lantai rumahnya dengan hanya beralaskan tikar. Sedangkan di dalam rumahnya hanya ada sebuah wadah air yang sudah lapuk, tergantung di sisi rumahnya. Maka dengan serta-merta Umar mencucurkan air matanya. Rasulullah SAW. bertanya, "Hai Umar, apakah yang membuatmu menangis?" Umar menjawab, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya Kisra dan Kaisar berada dalam kemewahannya, sedangkan engkau adalah makhluk pilihan Allah." Rasulullah SAW. bersabda ุฃูŽูˆูŽูููŠ ุดูŽูƒู‘ู ุฃูŽู†ู’ุชูŽ ูŠูŽุง ุงุจู’ู†ูŽ ุงู„ู’ุฎูŽุทู‘ูŽุงุจูุŸ ุฃููˆู„ูŽุฆููƒูŽ ู‚ูŽูˆู’ู…ูŒ ุนูุฌู‘ูู„ุช ู„ูŽู‡ูู…ู’ ุทูŽูŠู‘ูุจูŽุงุชูู‡ูู…ู’ ูููŠ ุญูŽูŠูŽุงุชูู‡ูู…ู ุงู„ุฏู‘ูู†ู’ูŠูŽุง Hai Ibnul -Khattab, apakah engkau dalam keadaan ragu? Mereka adalah kaum yang disegerakan bagi mereka kebaikannya dalam kehidupan dunia ini. Rasulullah SAW. adalah orang yang paling zuhud terhadap duniawi, padahal beliau mampu menguasainya. Apabila beliau memperoleh harta benda, maka dinafkahkan dan dibagi-bagikannya ke sana dan kemari, kepada semua hamba Allah dan beliau tidak pernah menyimpan sesuatu pun darinya untuk keperluan dirinya di esok hari. ู‚ูŽุงู„ูŽ ุงุจู’ู†ู ุฃูŽุจููŠ ุญูŽุงุชูู…ู ุฃูŽู†ู’ุจูŽุฃูŽู†ูŽุง ูŠููˆู†ูุณูุŒ ุฃูŽุฎู’ุจูŽุฑูŽู†ููŠ ุงุจู’ู†ู ูˆูŽู‡ู’ุจูุŒ ุฃูŽุฎู’ุจูŽุฑูŽู†ููŠ ู…ูŽุงู„ููƒูŒุŒ ุนูŽู†ู’ ุฒูŽูŠู’ุฏู ุจู’ู†ู ุฃูŽุณู’ู„ูŽู…ูŽุŒ ุนูŽู†ู ุนูŽุทูŽุงุกู ุจู’ู†ู ูŠูŽุณูŽุงุฑุŒ ุนูŽู†ู’ ุฃูŽุจููŠ ุณูŽุนููŠุฏูุ› ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆุณู„ู… ู‚ุงู„ " ุฅู† ุฃุฎูˆู ู…ุง ุฃุฎุงู ุนู„ูŠูƒู… ู…ูŽุง ูŠูŽูู’ุชูŽุญู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ู…ูู†ู’ ุฒูŽู‡ู’ุฑูŽุฉู ุงู„ุฏู‘ูู†ู’ูŠูŽุง ". ู‚ูŽุงู„ููˆุง ูˆูŽู…ูŽุง ุฒูŽู‡ู’ุฑูŽุฉู ุงู„ุฏู‘ูู†ู’ูŠูŽุง ูŠูŽุง ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูุŸ ู‚ูŽุงู„ูŽ " ุจูŽุฑูŽูƒูŽุงุชู ุงู„ู’ุฃูŽุฑู’ุถู " Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yunus, telah menceritakan kepadaku Ibnu Wahb, telah menceritakan kepadaku Malik, dari Yazid ibnu Aslam, dari Ata ibnu Yasar, dari Abu Sa'id, bahwa Rasulullah SAW. pernah bersabda Sesungguhnya hal yang paling aku khawatirkan terhadap kalian ialah bila Allah membukakan bagi kalian bunga-bunga kehidupan dunia. Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan bunga-bunga kehidupan dunia?โ€ Rasulullah SAW. menjawab, "Keberkatan bumi.โ€ Qatadah dan As-Saddi mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya bunga kehidupan dunia. Thaha 131 Makna yang dimaksud ialah perhiasan kehidupan dunia. Qatadah telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya untuk Kami fitnah mereka dengannya. Thaha 131 Yakni Kami coba mereka dengan perhiasan kehidupan dunia. Firman Allah SWT. ูˆูŽุฃู’ู…ูุฑู’ ุฃูŽู‡ู’ู„ูŽูƒูŽ ุจูุงู„ุตู‘ูŽู„ุงุฉู ูˆูŽุงุตู’ุทูŽุจูุฑู’ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูŽุง Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan salat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Thaha 132 Artinya, selamatkanlah mereka dari azab Allah dengan mengerjakan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Semakna dengan yang disebutkan oleh Allah SWT. dalam ayat lain melalui firman-Nya ูŠูŽุง ุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุขู…ูŽู†ููˆุง ู‚ููˆุง ุฃูŽู†ู’ููุณูŽูƒูู…ู’ ูˆูŽุฃูŽู‡ู’ู„ููŠูƒูู…ู’ ู†ูŽุงุฑู‹ุง Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka. At-Tahrim 6 Bersambung ke 2 Habis Tafsir QS. Thaha, ayat 131-132 Ibnu Katsir 1 Reviewed by sangpencerah on Juni 27, 2021 Rating 5 You're Reading a Free Preview Pages 30 to 82 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 102 to 107 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 127 to 196 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 216 to 245 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 265 to 292 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 314 to 322 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 334 to 357 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 369 to 372 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 384 to 395 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 407 to 463 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 477 to 484 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 488 to 501 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 505 to 507 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 528 to 532 are not shown in this preview.

tafsir ibnu katsir 3 132